- Back to Home »
- Ruhaniyat »
- Kebebasan; Dari Apa dan Bagaimana?
Posted by : Alamin Rayyiis
Jumat, 23 Desember 2016
Darah muda identik dengan letupan-letupan emosional,
agresifitas dalam bertindak dan ada kalanya disertai kisah romansa yang
membubuinya. Menjadi pemuda biasanya diawali dengan masa-masa pubertas (puberty),
dalam dunia psikologi, pubertas merupakan masa peralihan dari anak-anak
yang, biasanya dibatasi oleh aturan-aturan tertentu oleh orang tua, menuju awal
kedewasaan, dimana masa itu adalah masa ‘bebasnya’ seseorang dari aturan-aturan
rigid orang tua. Oleh karena itu tidak heran bila masa pubertas seorang pemuda
merupakan masa-masa yang labil dan cenderung berambisi dengan kebebasan.
# Sejak kapan
kalian memperbudak manusia, padahal ibu mereka melahirkannya dengan merdeka?
(Umar ibnu Khathab)
Sobat muda Smarteen sekalian, sebenarnya tidak ada salahnya
bila kita terobsesi kepada kebebasan, karena Umar al-Faruq sendiri menyatakan
bahwa kita dilahirkan oleh ibu kita dengan kebebasan dan oleh karenanya kita
dilarang ‘memperbudak’, menjajah atau memekasakan kesenangan pribadi kita terhadap
orang lain. Akan tetapi, yang perlu kita perhatikan adalah hakikat kebebasan
itu sendiri. Dari apakah kita ingin membebaskan diri? Bagaimanakah cara kita
mengekspresikan kebebasan kita?
Kebebasan manusia bila diartikan dengan sama sekali tidak
terikat dengan apapun, maka tidak ada bedanya antara manusia dengan hewan. Keterikatan
mendasar dari kebebasan manusia paling tidak tercermin dalam keterikatan antara
‘abid (penyembah) dengan ma’bud (yang disembah), makhluk (yang diciptakan)
dengan khaliq (sang pencipta), antara manusia dengan Tuhannya. Dimana manusia
mukallaf dengan syari’at dan hudud (batasan) dari Allah swt. Seperti
pemenuhan kewajiban kita atas rukun iman dan rukun Islam, taat kepada orang
tua, menolong sesama maupun nilai-nilai luhur keagamaan dan kemasyrakatan kita.
# Kebebasan seseorang itu dibatasi oleh kebebasan orang
lain
Sobat Smarteen yang dirahmati Allah, setelah menunaikan
hak-hak kita sebagai hamba Allah maka saat itulah kita bisa berteriak dengan
lantang ‘Yes I’m Free’. Bebas untuk memilih cita-cita kita, bebas untuk
menentukan langkah hidup kita, hobi, pekerjaan maupun aktivitas lainnya. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa kita bukanlah satu-satunya nyawa di planet bumi
ini, ada milyaran manusia dan makhluk lain yang berada di planet ketiga dari
tata surya kita, sehingga kita harus memperhatikan bagaimana kita
mengekspresikan kebebasan kita. Kita bebas membeli motor apa saja sesuai dengan
budget kita, tapi suara knalpot motor tersebut jangan sampai memekakkan telinga
orang lain, kita boleh memilih tempat kongkow dimana saja, tapi pastikan bahwa
orang lain juga nyaman berada di sekeliling kita.