- Back to Home »
- Ruhaniyat »
- Peran Perempuan Dalam Islam
Posted by : Alamin Rayyiis
Kamis, 21 Mei 2015
Sebuah kisah
masyhur akhir-akhir ini banyak memenuhi media-media sosial seperti broad cast
dari maupun tulisan hikmah di koran nasional. Bercerita tentang kehidupan
keluarga Amirul Mukminin Umar bin Khathab atau al-Fârûq dengan istrinya. Bahwa
suatu ketika seorang sahabat ingin bertamu dan bertemu dengan Amirul Mukminin
Umar guna mengeluhkan sikap istrinya yang sering memarahinya.
Sahabat
tersebut sampai di depan rumah dan mendengar langsung kejadian yang ia alami
juga dialami oleh Umar bin Khathab. Sahabat mendengar bagaimana ternyata beliau
juga dimarahi oleh istrinya. Saat Umar keluar rumah, beliau melihat sahabat
tersebut berbalik ingin pulang ke rumah lantaran merasa tidak perlu menanyakan
sesuatu masalah kepada orang yang juga tertimpa masalah yang sama. Spontan,
Umar pun memanggilnya dan menanyakan apa tujuan beliau mendatanginya. Sahabat pun
menjawab tujuan datang ke rumahnya sekaligus alasan kenapa ia hengkang hendak
pulang.
Mendengar
pemaparan sahabat, Umar kemudian tersenyum. Dia pun mengisahkan kepada lelaki
itu mengapa Umar yang keras begitu sabar menghadapi istrinya. “Wahai,
saudaraku, aku tetap sabar menghadapi perbuatannya karena itu memang
kewajibanku.” Umar malah menceritakan betapa besar jasa istrinya dalam
kehidupannya di dunia. “Bagaimana aku bisa marah kepada istriku karena dialah
yang mencuci bajuku, dialah yang memasak roti dan makananku, ia juga yang
mengasuh anak-anakku, padahal semua itu bukanlah kewajibannya,” tambahnya.
Sahabat
Aitam yang dirahmati Allah. Mungkin kita sering mendengar kata bijak ‘Dibalik
kesuksesan seorang pria, ada perempuan hebat yang menyertainya’. Secara sekilas
saya tidak bisa memastikan dari siapakah kata bijak tersebut pertama kali
muncul. Tapi esensi yang terkandung di kalimat tersebut menurut penulis sangat
benar adanya. Kisah di atas menjadi bukti bagaimana kebesaran Umar yang
dielu-elukan umat ternyata tidak bisa terlepas dari kehebatan seorang istri
yang ia akui sendiri. ‘Ketundukan’ Umar kepada istrinya mengindikasikan bahwa
perempuan pun mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan rumah tangga, sebagai
penyeimbang ritme aktifitas dari suami, sebagai sekolah pertama bagi anak-anak,
dan mengutip ungkapan puitis Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail terkait dengan
istri, perempuan adalah ‘pintu’ bagi sebuah kehidupan rumah tangga.
Terkait
dengan tema ini Ust. Felix Siaw dalam sebuah presentasi mengatakan bahwa, kata-kata
“wanita adalah tiang suatu negara” tampaknya bukanlah sesuatu yang berlebihan,
bahkan dengan tegas ia menambahkan “wanita adalah tiang peradaban”. Banyak sekali
hadits yang mengabarkan keutamaan wanita. Ini bisa dilihat pada fungsi seorang
ibu dalam mendidik anak-anaknya. Anak adalah cerminan orangtua, seorang anak
yang besar biasanya lahir dari keluarga yang baik. Dan ibu memegang peranan
yang sangat penting dalam pengajaran ini. Oleh Allah swt. seorang ibu telah
ditempatkan pada kemuliaan yang sangat tinggi menyangkut masalah pendidikan
anak. Itulah mengapa tolak ukur seorang anak ditentukan dari ibunya. Bahkan
penelitian yang sekarang ada menemukan bahwa anak-anak yang kurang atau
mendapatkan belaian dan pelukan dari ibunya akan lebih mudah terserang penyakit
daripada yang sering dibelai dan dipeluk ibunya. Pendidikan yang baik sejak
dini akan melahirkan generasi yang taat pada Allah dan merindukan tegaknya
Islam.
Baru-baru
ini dunia kedokteran merelease penelitian baru tentang gen carier kecerdasan
seorang anak. Dan ternyata penelitian itu menyimpulkan bahwa kecerdasan seorang
anak diturunkan dari gen seorang ibu. Artinya, keberlanjutan kapasitas otak dan
kecerdasan keturunan anak cucu kita faktor dominannya terdapat pada seorang
perempuan atau ibu. Menurut ahli genetika dari UMC Nijmegen Netherlands Dr. Ben
Hamel "Pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat kecerdasan seseorang
terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu". Sekalipun kecerdasan
warisan bukanlah satu-satunya penentu maju mundurnya sebuah peradaban, faktor lain
berupa lingkungan dan pendidikan rumah tangga juga turut berperan. Penelitian
tersebut semakin menegaskan keilmiahan sebuah riwayat dari Abdullah bin Umar ra.,
dikatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “….dan seorang istri adalah pemimpin
bagi rumah suami dan anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban
tentang mereka..” (HR Bukhari Muslim)
Walhasil,
peran seorang muslimah dalam menyongsong kebangkitan umat sangatlah luar biasa
dan mulia. Peran tersebut memang sebuah peran yang luar biasa berat, oleh
karena itulah peran ini haruslah ditanggung dan dilaksanakan secara berjama’ah,
dan bersama-sama. Dan yakinlah bahwa kita adalah umat terbaik yang telah
dilahirkan diantara manusia, dan apa-apa yang Allah wajibkan kepada muslimah
pastilah dapat dikerjakan karena sesungguhnya secara fitri setiap muslimah
telah dilengkapi dengan keistimewaan-keistimewaan tertentu untuk meraih
kemuliaan yang telah dijanjikan Allah. Oleh karena itu. tolok ukur berhasil
atau tidak peran wanita dalam kebangkitan mestilah diukur dengan tolok ukur
yang Islami dan khusus buat wanita, dan tidak boleh dengan tolok ukur yang
lain. Ketika pria dan wanita sama-sama menjalankan peran mereka, maka dengan
pembinaan yang intensif, pengopinian yang kontinu dan pembentukan jaringan yang
kokoh, maka akan terjadi peningkatan taraf berfikir dalam masyarakat dan insya
Allah Islam akan bangkit.
Wanita itu guru dari pada guru...,
BalasHapusseluruh kebaikan itu pada umumnya dicetak oleh seorang ibu