- Back to Home »
- Ruhaniyat »
- Perempuan Simbol Keteguhan
Posted by : Alamin Rayyiis
Kamis, 21 Mei 2015
Bila kita membuka dan membaca beberapa ayat dalam
surat Ali Imran maka akan kita dapati kisah-kisah para wanita yang menjadi
lambang keteguhan atau ats-tsabât. Dan sepertinya bukan kebetulan belaka
kenapa kisah-kisah inspiratif dari 3 perempuan tersebut tercantum dalam surat
Ali Imran yang mempunyai arti ‘Keluarga Imran’. Oleh karena itu, beberapa kata
kunci yang akan kita pelajari bersama di sajian kali ini adalah tentang
perempuan, keteguhan, keluarga dan khidmah untuk Islam itu sendiri.
Ketiga perempuan dalam lingkaran Keluarga Imran itu
adalah Istri Imran, Istri Zakariya dan Bunda Maryam. Secara ringkas termaktub
dalam surat Ali Imran ayat 35-47.
Istri Imran ketika itu mendamba seorang keturunan,
layaknya seorang perempuan yang sudah lama meniti kehidupan berkeluarga, tidak
lengkap rasanya bila kedua tangan lembutnya belum menggendong bayi dan menimang
sosok mungil dari keturunannya. Rasa inginnya tidak berhenti pada batas itu
semata, dengan doa khusyuk istri Imran bernadzar bahwa ketika anaknya lahir kelak,
ia akan menjadikannya sebagai hamba sholeh yang mengabdi pada Allah di Baitul
Maqdis.
Keluarga Imran paham akan keadaan politik di
negerinya, Palestina ketika itu berada di bawah pendudukan bangsa pagan Dinasti
Romawi, dan Imran beserta keluarganya merupakan keturunan darah biru yang
secara turun temurun mempunyai tanggungjawab untuk mempertahankan maslahat umat
dan agama nenek moyangnya. Komplek Baitul Maqdis yang juga terdapat Kuil
Sulaiman merupakan simbol agama samawi yang berdasar pada tauhid, mengesakan
Allah. Keberadaan Romawi yang menduduki komplek tersebut memicu semangat sang
ibu untuk tetap mempertahankan ajaran tauhid dari rongrongan para penyembah
berhala.
Waktu yang dijanjikan pun tiba, Maryam al-‘Azdra ‘Maryam
Sang Perawan’ lahir sebagai bayi perempuan. Redaksi yang diungkapkan istri
Imran tatkala itu sangat santun ketika mengutarakan keterkejutannya atas bayi
yang ia lahirkan yang ternyata perempuan, “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku
melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang
dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan”. Anak
yang beliau damba untuk mengabdi di Baitul Maqdis sekaligus simbol resistensi
atas pendudukan dinasti pagan adalah lelaki yang beliau siapkan untuk berjuang
mengangkat senjata, tapi Allah berkehendak lain. Semua itu tidak lantas
membuatnya putus asa dan mengacuhkan anugrah Allah, Maryam sekalipun perempuan
tetap dijadikan sebagai seorang hamba yang mengabdikan diri kepada Allah di
tempat peribadatannya.
Maryam pun
tumbuh menjadi gadis dewasa di bawah pengasuhan Zakariya as. ‘Tersandera’
dengan nadzar ibunya, Maryam banyak menghabiskan waktunya di dalam mihrab untuk
ber-tahanuts beribadah kepada Allah semata, Allah pun memanjakannya
dengan makanan dan buah-buahan segar yang selalu tersaji begitu saja di tempat
ia beribadah. Bahkan Zakariya pun terkejut dengan fenomena itu, terkejut
sekaligus insyaf bahwa Allah adalah Tuhan yang maha segalanya, dan ia pun tak
patah arang untuk kembali meminta agar dikaruniai seorang putra sekalipun sang
istri sudah uzur usia. Dari Istri Zakaria lahirlah seorang nabi pemberani yang
oleh Allah disifati dengan sayyidan wa hashûran, yaitu Yahya as.
Keteguhan apa yang akan kita pelajari dari seorang
Bunda Maryam? Telah kita sebutkan bahwa Maryam adalah seorang ahli ibadah yang
menjaga diri dari semua perangai buruk, apalagi keberadaannya sebagai keluarga
Imran yang dimuliakan dan dihormati oleh masyarakat membuatnya harus hati-hati
dalam berperilaku. Di saat ia menjaga mati-matian kesucian dan kehormatannya
sebagai mahkota perempuan, saat itu pula ternyata Allah mengujinya dengan
sesuatu yang mengancam kesucian dan kehormatan yang telah ia jaga, Maryam as.
mengandung bayi tanpa adanya suami, bahkan tanpa adanya ‘pembuahan’ dari lawan
jenis sekalipun.
Selama mengandung, selama itu pula hujatan, makian dan
tuduhan miring dari orang-orang Israel/Yahudi diarahkan kepadanya. Keluarga
Imran yang dikenal sebagai keluarga yang baik dan mempunyai integritas tinggi
di mata publik Yahudi tak luput dari cemoohan. Semua itu dijalani oleh Maryam
dengan sabar dan tetap mengikatkan diri dan bersimpuh dihadapan Allah. Hingga
setelah kelahiran Isa as. semua tuduhan itu terbantahkan dengan sendirinya,
bayi mungil itu berbicara dan memberikan kesaksian akan mukjizat Allah yang
selama ini sebenarnya ditujukan kepada mereka untuk kembali ke jalan yang
benar.
Mereka adalah perempuan-perempuan suci yang kisahnya
diabadikan dalam al-Quran. Sirah nabawiyah yang kaya akan hikmah juga tidak
luput merekam jejak para perempuan yang turut andil dalam membela agama Allah. Tersebutlah
Ummu Sulaim (nama panggilan lainnya adalah Rumaisha dan Ghumaisha) ibu dari
Anas bin Malik seorang Anshar yang menjadi pelayan atau abdi Rasulullah sejak
kecil.
Kisah heroik Ummu Sulaim terekam jelas di beberapa
hadits periwayatan Imam Bukhari. Kala itu Uhud sedang berkecamuk, perang sengit
antara kaum muslimin dan orang kafir menemui klimaksnya. Barisan muslimin kacau
balau lantaran menyalahi instruksi Rasulullah, dan beberapa prajurit muslim
lari tungganglanggang, melihat fenomena memalukan itu Ummu Sulaim berkata,
“Wahai Rasulullah, bunuhlah orang-orang yang telah Engkau bebaskan di hari
Penaklukan Makkah, sekarang mereka telah lari meninggalkanmu”. Seorang
perempuan, seorang istri dari petarung hebat Abu Thalhah sekaligus seorang ibu
dari Anas bin Malik, berdiri menggenggam parang seraya berteriak membakar
semangat para prajurit lelaki yang kocar-kacir di tengah pertempuran.
Sebagai seorang muslim kita harus bangga bahwa Allah
memberi kesempatan bagi siapa saja untuk berjuang dan bangkit di barisan
pejuang Islam. "…..Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang
yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada
jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang
mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah
pada sisi-Nya pahala yang baik". (Ali Imran: 195)
Dalam banget ilmunya sob....
BalasHapusKunbal ya Download Lagu Dan Video Terbaru 2015 Bravomusik.com
mantab artikelnya.
BalasHapusmampir juga ke
http://autoblog-11.blogspot.com/
http://littlewawan.blogspot.com/
aku udah follow, mohon follow balik ya, thanx