- Back to Home »
- Kolom »
- Perhatikan Bagaimana Mereka Berproses
Posted by : Alamin Rayyiis
Rabu, 09 Oktober 2013
Dari dulu aku tertarik degan
bagaimana seseorang itu berproses. Salah satu caranya adalah menulis
semi-biografi orang tersebut, secara tidak langsung aku merekam jejak kehidupan
mereka, sekalipum tidak sedetail bku biografi yang ada pada umumnya tapi, rasanya
penting ketika aku tahu bahwa seseorang, entah itu temanku, guruku atau muridku
berevolusi, tumbuh dan berubah, semoga perubahan menuju kebaikan.
Biasanya kita terkesima dengan
nilai-nilai positif atau capaian seseorang, hal demikian adalah sesuatu
ketertarikan yang wajar ada pepatah arab yang berbunyi; janganlah kamu heran
dengan seorang pecundang yang terperosok, tapi perhatikanlah bagaimana orang
sukses itu mengapai kesuksesannya. Ya, mungkin aku hanya merekam jejak kebaikan
beberapa orang sebagai ibrah bagi sesama, sedangkan keburukan seseorang mungkin
cukuplah kita simpan tnapa harus kita umbar, toh keburukan hasil akhirnya
adalah kehancuran.
Proses adalah proses. Ia adalah
sejarah, perubahan, masa dan usaha. Proses bukanlah hasil. Seorang bayi saat ia
dilahirkan maka dia akan berproses untuk bisa benar-benar berjalan atau bahkan
berlari, dia akan mengawalinya dengan tengkurup, bergeser, merangkak, berdiri, berjalan jatuh, berjalan
3 langkah, hingga akhirnya ia berjalan dengan tidak imbang. Sekarang ia berlari
dan bahkan menendang. Menendang lemah, menendang kuat tanpa arah, menendan kuat
dengan arah, atau menendang lengkung pisang ala David Bekham. Proses berlaku
pada siapa saja, pada semua sisi kehidupan manusia.
Yang paling indah dalam proses kehidupan
adalah metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu. Bagiku memegang ulat dengan segala
jenisnya lebih jijik dan menakutkan daripada memegang ular. Tapi sekenario
Allah memang tiada tanding, hewan yang menjijikan, gatal dan bahkan menjadi
hama tanaman ia ditakdirkan untuk bermeditasi menjadi kepompong, dalam bahasa
religinya mungkin ia bertaubat dari kesalahannya membuat jijik manusia, memakan
dedaunan atau membuat gatal kulit kita, setelah itu keluarlah sang kupu-kupu
dari ruang semedinya, sanctuary. Dia menjelma menjadi hewan lembut dengan sayap
berwarna-warni, ia terukir dengan ornamen-ornamen indah, simetris. Tidak hanya
itu keberadaannya ditunggu oleh pepohonan yang sudah berbunga, ia ditunggu
untuk akad perkawinan antara benang sari dan serbuk sari.
Berbeda dengan hewan, manusia
membutuhkan proses berevolusi yang lebih kompleks. Karena manusia harus banyak
melalui gerbang-gerbang yang berjenjang, proses kedewasaan dan perasaannya,
proses nalar dan pikirnya, proses jasmaninya dll. Dan aku lebih kagum dengan
mengetahui proses seseorang daripada sekedar melihat hasil akhirnya. Aku ingin
tahu kapan seseorang itu berkeringat, menangis, terjatuh hingga akhirnya ia
bangkit lagi. Aku ingin tahu bagaimana seseorang merespon penolakan proposalnya
ketika hendak melamar kerja, bagaimana seorang pengusaha tidak bisa memasarkan
produknya, petani yang sawahnya kering dilanda kemarau panjang atau bahkan
seorang pegawai kantoran yang lebih memilih berkeringat di jalanan.
Aku ingin mengingat seorang teman
di organisasi perpustakaan, pertama kali bergabung dia masih sering memainkan
balon saat perkumpulan, terlihat kekanak-kanakan memang, tapi seiring berjalan
waktu ia berubah menjadi orang yang perilakunya lebih dipertimbangkan, tidak
hanya itu, ia pun melampui teman-temannya dalam hal pernikahan. Aku ingin tahu
apa perimbangan seorang teman yang dengan yakinnya menolak beberapa rekrutmen
perusahaan, atau juga menolak 3 kesempatan saat proposal permintaan kerja ia
layangkan. Banyak dari orang-orang di sekeliling kita sebenarnya sedang
menunjukan proses mereka.
Bahkan, atas nama proses dan usaha
aku pun agak menyangsikan ilmu laduni yang kata banyak orang merupakan
pemberian yang tiba-tiba saja, tanpa ada proses. Bagiku ilmu laduni adalah
pemberian yang dengan proses, dengan usaha, ikhtiar, tirakat dan riyadhoh jiwa.
mantap pak guru! :D
BalasHapus