- Back to Home »
- Hari Raya , khutbah »
- Idul Fitri 1434 H
Posted by : Alamin Rayyiis
Senin, 09 September 2013
UKHUWAH ISLAMIYAH DAN SYUMULIYYATUL
ISLAM
#Alamin Rayyiis
كنتم
خير أمة إخرجت للناس تأمرون بالمعروف و تنهون عن المنكر و تؤمنون بالله
و
كذالك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس و يكون الرسول عليكم شهيدا
إنما
المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم و اتقوا الله لعلكم ترحمون
Allahu akbar, Allahu
akbar, Allahu akbar
Allahu akbar kabiiraw
wal hamdulillahi katsiro, wa subhanallahi bukrotaw wa ashiila, laa ilaaha
illallahu wahdah shodaqa wa’dah wa nashoro ‘abdah wa a’azza jundah wa hazamal
ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallahu wa la na’budu illa iyyah. Mukhlishina
lahud din walau karihal kaafiruun.
Allahu akbar wa
lillahil hamd.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah …..
Minal ‘aidin wal
faizin. Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum. Kullum aamin wa
antum bikhoirin.
1.
Kepada Allah
mari kita bermuhasabah apakah kita benar-benar sudah kembali kepada fitrah dan
mendapat kemenangan? Kepada Allah kita berdoa dan memohon semoga kita
benar-benar dikembalikan kepada fitrah kesucian dan kemenangan. Dan
berbahagialah kaum muslimin yang shooma ramadhaana di siang hari serta qaama
ramadhaana ketika gelap menyelimuti, karena fitrah kesucian dan kemenangan itu
benar-benar akan ada bagi mereka yang melalui Ramadhan dengan penuh iimaan
wahtisaaban.
2.
Di kampung
inilah kita ada dan dilahirkan, di qaryah thoyyibah inilah kita ada dan
dilahirkan, kita pun berpencar berburu rizki Allah di setiap penjuru baldah
thayyibah, hingga akhirnya hari ini hari Idul Fitri, hari kembalinya kita
kepada asal kita dilahirkan, kita berkenan bertemu kembali untuk menyambung
tali silaturahmi yang sempat terputus atau bahkan mati. Hari ini di awal
kemenangan di awal kesucian seluruh penduduk bumi yang mengikrarkan keEsaan
Tuhan bersama-sama menggemakan takbir dan menggaungkan tahmid. Allahu akbar
walillahil hamd.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah .….
3.
Tentunya moment
ini merupakan muhasabah dan cermin bagi kita, apakah kita benar-benar sudah
menyembah Tuhan yang sama, Allah Swt.(قل هو الله أحد
ألله الصمد) ?
Sudahkah kita berqudwah kepada Rasul yang sama, Muhammad Saw. ?( لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة) , atau masih maukah kita membaca dan
mengimani mukjizat al-Quran? (أفلا يتدبرون
القرأن أم على قلوب أقفالها؟)...........
Dan, apakah sujud kita benar-benar luapan dari kerendahan hati atau hanya
ritual harian ? (إذا تتلى عليهم
أيات الرحمن خروا سجدا و بكيا)Dan Mungkinkah ka’bah yang ratusan
juga orang menghadap kepadanya mampu mempersatukan berseraknya kealpaan kita
sebagai manusia? (فلونينك قبلة
ترضها فول وجهك شطر المسجد الحرام و حيثما كنتم فولوا وجوهكم شطره)
4.
Setelah adanya
batasan-batasan Negara, bendera-bendera perpolitikan, madzhab-madzhab fikih dan
kalam, ras dan suku, fanatisme sepak bola dan garis-garis yang memisahkan kita,
maka mari kita kembali ke dalam persatuan Islam. Sudah cukup lama kita teradu
domba, menjegal teman menyikut tetangga. Dan sebaliknya, saat musuh kita
sanjung, teman seagama kita hina, saat musuh kita bela, kita binasakan teman
seagama, dan kita malah berta’awun dengan itsmi wal udwan serta acuh terhadap
al-birru wat taqwa. Wal’iyadzu billah.
5. Ma’asyiral
mu’minin rahimakumullah …..
Oleh karena itu
harus ada kosakata agama yang harus kita jaga dan miliki bersama, bahwa
khilafah islamiyyah adalah bagian dari Islam, siyasah syar’iyyah bagian dari
Islam, memuji dan bersholawat atas Nabi adalah bagian dari Islam, peka social
dan lembaga pendidikan adalah bagian dari Islam, bersuluk luhur dan penyucian jiwa
adalah bagian dari Islam….. Tapi sayang, khilafah Islamiyyah seolah-olah dimiliki oleh
sebagian kelompok Islam hingga selanjutnya ia kufurkan teman, tapi sayang
siyasah syar’iyyah seolah-olah pragmatisme berkedok agama, tapi sayang pujian
dan sholawat atas nabi terkadang bercampur dengan budaya yang bukan agama, tapi
sayang amal usaha kita terkadang kering dari nuansa penyucian jiwa, dan sayang
penyucian jiwa kita terkadang menjelma menjadi egoisme yang antipati terhadap
sesama.
Bukankah
Allah berfirman:
إنما
المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم و اتقوا الله لعلكم ترحمون
6.
Kenapa kita
tidak berusaha menyatukan puzle-puzle dan bagian-bagian Islam yang terkapling
oleh kelompok-kelompok agama kita, bukankah Allah menciptakan syu’uban wa
qabailan untuk berta’aruf, Allah menjadikan kita beragam untuk saling mengenal
dan saling mengisi ruang. Bukankah Allah merintahkan kita berlomba-lomba dalam
kebaikan bukan menjegal dalam kebaikan, bukan membatasi kebaikan, bukan
mengabaikan kebaikan, karena terlalu pelit dan sempit bila Islam hanya
dikerjakan oleh sebagian kelompok orang.
ألم تر كيف ضرب الله مثلا كلمة طيبة كشجرة طيبة
أصلها ثابت و فرعها في السماء
7.
Ibarat pohon
yang rindang……… dia mempunyai batang, dahan dan ranting. Begitu juga Islam…….
Beriman kepada Allah, itu ushuludin, iman kepada malaikat, Rasulullah,
al-Quran, hari kiamat dan ketetapan-ketetapan yang telah ditetapkan Allah, dan
semua rukun Islam itu semua adalah ushuludin itu semua adalah batang. Maka
dahan, ranting dan daunnya adalah; dhuha, ihsan terhadap tetangga, berorgnisasi
dalam beragama, majlis dzikir, sekolah-sekolah diniyah, bersiyasah syar’iyyah
dan lain sebagainya.
8.
Apakah terbayang
dalam pikiran kita sebuah pohon yang rindang mempunyai batang yang kokoh, tapi
kemudian rindangnya pohon tersebut dirusak lantaran dipangkasnya sisi-sisi
kerindangannya, dipangkaslah dahan, dipangkaslah ranting, hingga ia sisakan 1
bagian dahan dan ranting saja. Maka hasilnya, pohon rindang itu berubah menjadi
pohon yang tidak berimbang, kering, daunnya berguguran dan pohon itu jauh dari
kata menyejukan.
9.
Kita
menginginkan Islam yang tumbuh, membesar dan jauh meninggi. Yang setiap sisinya
lebat dengan ranting dan dedaunan, setiap sisinya memberikan kesejukan dan
ketenangan, setiap sisinya memberikan buah. Islam yang memberikan naungan bagi
sesiapa saja yang meminta perlindungan.
Ma’asyiral
mu’minin rahimakumullah …..
10.
Oleh karena itu
kita mengenal semboyan-semboyan agama; ISLAM ITU YA’LU WA LAA YU’LA ALAIH,
ISLAM ITU AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN, ISLAM ITU AGAMA SHOLIH LIKULLI
ZAMAN WAL MAKAN, ISLAM AGAMA YANG SYAMIL WA MUTAKAMIL.
ISLAM
ITU YA’LU WA LAA YU’LA ALAIH; agama yang tinggi dan tidak ada yang
menandinginya maka, peran apa yang sudah kita lakukan untuk meninggikan agama
kita? ISLAM ITU AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN; agama yang menebar kasih
sayang bagi seluruh alam maka, sudahkah kita berkasih sayang dengan sesama
muslim di desa kita, di kecamatan, kabupaten atau ingatkah kita, tahukah kita
penderitaan teman-teman kita di Mesir, Suriya dan Palestina? ISLAM ITU AGAMA SHOLIH
LIKULLI ZAMAN WAL MAKAN; agama yang cocok dan tepat bagi semua periode dan
semua tempat maka, apakah kita sudah mengislamkan periode kehidupan dan tempat
dimana kita berada? ISLAM AGAMA YANG SYAMIL WA MUTAKAMIL; agama yang
sempurna dan menyeluruh maka, sudahkah kita menyempurnakan ajaran-ajaran agama
kita, sudahkah kita mengIslamkan sekolahan, pasar, bank dan jalanan kita?
11.
Dalam hal ini
mari kita fokus dan benar-benar melihat dengan mata kepala dan mata hati kita.
Tentang Islam yang Kamil dan Mutakamil. Islam yang sempurna dan menyeluruh.
Islam yang tidak lagi dipenjara hanya di dalam masjid saja, tapi Islam yang
benar-benar menembus pagar tembok dan batasan negara. Kita menginginkan Islam
yang ada di pasar-pasar, Islam yang ada di gedung sekolahan, Islam yang ada di
pematang sawah dan hamparan rumput yang menghijau. Islam yang berada di
angkutan-angkutan dan alat transportasi, Islam yang berada di kantor dan Islam
yang berada di tabung kotak bernama televisi.
12.
Sehingga
al-Quran sebagai kitab suci kita tidak lagi sekedar simbol, icon dan ritual
tanpa guna. Dan jangan lagi menjadikan Al-Quran hanya sebagai penghias lemari
dinding dan meja, tidak lagi sekedar alat sumpah diletakkan di atas kepala tapi
di waktu yang sama kakinya menginjak wahyu Tuhan-Nya. Al-Quran tidak lagi
sekedar pelengkap ijab qabul di akad pernikahan, al-Quran tidak lagi sekedar potongan-potongan
ayat sebagai jimat penuh kesyirikan.
Tapi
al-Quran adalah wahyu Allah oleh Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw.
Al-Quran yang memberikan inspirasi dalam ekonomi, al-Quran yang memberi
petunjuk dan peraturan dalam pemerintahan, al-Quran yang menghiasi lantunan
nada dalam bertutur kata.
Generasi
pertama dari sahabat yang mulia, merekalah produk al-Quran. Zaman emas khulafaur
rasyidin adalah produk al-Quran, khilafah Umawiyah, Abbasiyah, Utsmaniyah,
Muwahidin, Mamalik dan kekhilafahan Islam yang penuh dengan kemajuan ilmu dan
peradaban, merekalah produk al-Quran. al-Quran akan menjadi mukjizat dan
menuntun kita hanya bila kita membaca, memahami dan mengamalkannya.
Ma’asyiral
mu’minin rahimakumullah …..
13.
Oleh karena itu
al-Quran maupun Islam harus dibawa ke setiap cara hidup dan semua sisi
kehidupan kita. Kita ekonom walakinni muslim, doktor walakinni muslim,
pengusaha walakinni muslim, peternak dan petani walakinni muslim, politikus
walakinni muslim. Jadilah apa saja tapi tetaplah menjadi muslim dengan
keislaman, keimanan dan keihsanan yang senantiasa terjaga.
14.
Karena bila
Islam telah menjadi pedoman dalam semua
hal, musuh-musuh Islam, kedholiman, dan kerusakan benar-benar akan sirna. Laqad
jaal haqqu wa zahaqal baathil, innal bathila kaana zahuuqa.
15.
Perdana menteri
muslim; MUHAMMAD NATSIR dahulunya pernah mengatakan wangsit yang sangat fenomenal;
ISLAM YANG HANYA BERIBADAH AKAN DIBIARKAN, ISLAM YANG BERGELIAT DI EKONOMI AKAN
DIAWASI, DAN ISLAM YANG BERPOLITIK DAN MASUK DALAM PEMERINTAHAN MAKA IA AKAN
DICABUT SEAKAR-AKARNYA DAN DIMUSUHI SELAMANYA.
16.
Orang-orang
dengan cara pikir sekulerisme, pluralisme dan liberalisme tidak akan mengatakan
KAMI MEMBENCI ISLAM. Mereka tetap mengatakan kami berdamai dengan agama Islam
tapi faktanya; mereka melarang jilbab di kantor pemerintahan, memangkas waktu
sholat serta mewajibkan pakaian yang membuka aurat. Mereka tetap mengatakan
kami cinta Islam tapi faktanya mereka memenjarkan orang yang berjenggot, mereka
menganggap al-Quran tidak lengkap, hadits nabi tidak sesuai dengan masa kini
atau tuduhan-tuduhan yang jauh sekali dari nuansa islami. Wal’iyadzu billah.
17.
Oleh karena itu
mari kita kembali kepada fitrah yang suci guna meraih kemenangan dunia dan
akhirat. Mari kita kembali ke agama kita sendiri, kembali menyadari betapa
sesungguhnya kita telah menjauhi wahyu ilahi……… Dan, semoga kita dijauhkan dari
anggapan bahwa Ramadhan adalah moment perpisahan untuk berbuat baik,
sekali-kali tidak. Ramadhan telah pergi, Ramadhan boleh pergi tapi kewajiban
sholat tetap harus didirikan, tadarus al-Quran tetap harus menghiasi rumah-rumah
kita, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan adalah kaidah kekal hingga
nanti hari kebangkitan.
Minal
‘aidin wal faizin. Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum.
Kullu amin wa antum bi khoirin.
Allahu
akbar Allahu akbar Allahu akbar. Laa ilaaha illallah huwallahu akbar. Allahu
akbar wa lillahil hamd.