- Back to Home »
- Demokrasi , Politik »
- Lintasan Judul Tesis (semester 4 gagal tesis)
Posted by : Alamin Rayyiis
Senin, 16 Februari 2015
Daripada dibuang sayang, lika-liku dalam pengajuan judul, separah apapun coretan tetep go.blog... :D
_____________________________________________
Bahan opsional pengajuan judul
Tesis:
- انتخاب رئيس الدولة فى مفهوم الإسلام
Pemilihan
Kepala Negara Dalam Perpektif Islam
Dalam dunia
pemerintahan dengan asas apapun, seorang pemimpin mutlak dibutuhkan. Monarkhi,
teokrasi, demokrasi semuanya melibatkan seorang pemimpin, dalam skala pusat
ataupun daerah.
Perlu dipetakan
komunitas atau daerah berdasarkan pemeluk agama; muslim – dzimmy, dan atau
dalam dunia modern muslim – kristen – hindhu dll. Setelah itu dilanjutkan
dengan sejarah dunia islam klasik dalam menentukan daerah yang dihuni dengan
mayoritas non-muslim. Secara hukum apakah sah kumunitas muslim dipimpin oleh
non-muslim dan sebaliknya, apakah sah
komunitas non-muslim dipimpin oleh seorang muslim? Lebih dari itu, patut
dipertimbangkan dasar-dasar psikologis fenomena kepemimpinan lintas agama.
Apakah ada
perbedaan anggota syura atau dpr/mpr dengan pemimpin presiden, gubernur,
bupati, mengingat keduanya secara fungsi mempunyai perbedaan. Pemimpin sebagai
pemegang keputusan sedangkan anggota syuro sebagai dewan pertimbangan. Hanya
saja, polemik selanjutnya adalah, ambiguitas atau ketidakjelasan peran presiden
yang terlihat luntur dalam mengambil peran.
Yang juga patut
untuk dipertimbangkan adalah khazanah Islam tentang khilafah Islamiyah,
beberapa kelompok mencoba untuk merealisasikannya secara dinamis dengan
mengikuti alur dinamika masyarakat, sebagian lainnya merealisasikan dengan
merujuk metode-metode klasik secara an sich, bahkan sebagian lainnya
menganggap kekhilafahan merupakan hal yang tidak perlu lagi
diperbincangkan.
- مفهوم العبد فى الإسلام: قضايا شرعية اجتماعية
Perbudakan
Dalam Perspektif Islam; Dimensi Syari’at dan Sosial.
Perbudakan
di zaman dahulu merupakan fenomena sosial yang tak terelakan. dari berbagai
agama, budaya dan sejarah peradaban, semuanya tidak terlepas dari peran dan interaksi
dengan budak/perbudakan. Unsur-unsur dalam perbudakan seperti, jual-beli,
kepemilikan, status sosial dan lain sebagainya adalah pembahasan yang tidak
lekang oleh berbagai institusi kemasyarakatan, dulu dan sekarang.
Islam
sebagai agama yang turun di tengah-tengah fenomena masyarakat yang tidak lepas
dari perbudakan tentunya mempunyai peran tersendiri dalam problem tersebut.
Islam sebagai agama yang mempunyai atribut komprehensif/syamil,
universal/sholih likulli zaman wa makan dan integral/mutakamil
mempunyai beberapa cara pendekatan, yaitu dimensi syari’at atau fikih maupun
dimensi sosial yang lebih bertumpu pada mashalih mursalah.
Fenomena
sosial yang sempat muncul terkait dengan tema di atas adalah maraknya
diskriminisasi terhadap orang-orang yang mempunyai profesi sebagai pembantu,
dimana ruang lingkup dalam profesi ini mempunyai beberapa kesamaan dimensi
dengan budak, hal ini bila dilihat dari bagaimana orang-orang yang memiliki
pembantu memberikan perilaku yang tidak mengenakkan kepada mereka. Adanya
praktek pengurangan hak-hak mereka sebagai manusia merdeka al-insân al-hurr,
yaitu dengan berbagai macam penyiksaan fisik maupun psikis, tidak dipenuhinya
kebutuhan-kebutuhan dasar kehidupan seperti tidak layak makan, tidak diberi
tunjangan dan lain sebagainya.
Padahal
Islam sudah mempunyai wacana final tentang budak, pembantu atau profesi-profesi
yang sejenisnya. Islam sudah mempunyai hukum-hukum fikih yang terkait dengan
itu semua, tentunya kesemua itu tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan
yang oleh agama Islam juga merupakan sumber pertimbangan dalam memutuskan suatu
perkara.
3.
Implementasi
syari’ah lintas negara/ kaum minoritas – Siyasah Syar’iyaah/Ahwal Syakhshiyah
4.
Tarjihat Imam
Shobuni fi Tafsir Ayatil Ahkam – Tafsir (Akidah dan Fikih)
5.
Ulil Amri Dalam
Dunia Pemerintahan Modern – (Siyasah Syariyyah)
6.
Dimensi Akidah dan
Syariah Dalam Politik – (Siyasah Syariyyah)